SURABAYA - Dua Polres di Polda Jatim, yakni Polres Ngawi dan Polres Nganjuk mendapat penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI. Penganugerahan Komnas Anak dan Polisi Selebriti ini dalam rangka HUT ke-24 Komnas Perlindungan Anak dan HUT ke-4 Polisi Selebriti.
Baca juga:
Kang Giri Pimpin Apel Kesiapan Jelang Nataru
|
Penghargaan "Polisi Award" diberikan ke Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera dan Kapolres Nganjuk AKBP Boy Jackson melalui Polisi Selebriti dan Yayasan Sinergitas Sahabat Indonesia. Keduanya dinilai berkomitmen dan berkontribusi aktif upaya kemajuan dan perlindungan perempuan dan anak.
Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera mengatakan penghargaan tersebut sebagai wujud pembentukan Satgas CINTA. Yakni (Cegah Lindungi Anak dan Wanita) yang menjadi korban kekerasan.
"Alhamdulillah semua ini berkat dukungan dari masyarakat juga atas program CINTA bersama Forkompinda Ngawi, " ujar Dwiasi, Kamis (27/10/2022).
Dwiasi menyebutkan terbukti saat ini kasus penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa diminimalisir sejak adanya Satgas CINTA.
"Alhamdulillah kasus KDRT terhadap perempuan dan anak. Masih banyak persoalan dan kekerasan yang terjadi kepada anak-anak kita, termasuk di Ngawi ini. Dan ini menjadi 'PR' kita bersama, bagaimana kita menyikapi dan terus bekerja dan berjuang untuk memberikan perlindungan terhadap anak-anak kita, " ungkap Dwiasi.
Sementara Kapolres Nganjuk, AKBP Boy Jackson mengungkapkan melindungi perempuan dan anak merupakan martabat untuk bangsa.
"Martabat suatu bangsa, diukur dari bagaimana mereka memperlakukan serta melindungi keselamatan dan kepentingan terbaik anak-anak, " kata Boy.
"Merekalah harapan terbaik kita untuk masa depan. Karenanya kami bersyukur dan bangga bisa menerima penghargaan terhadap program Kebaikan Bergulir Polres Nganjuk yang dinilai berpihak dan peduli kepada anak berkebutuhan khusus, " imbuh Boy.
Boy menjelaskan, Kebaikan Bergulir merupakan program yang dijalankan Polres Nganjuk hingga memperoleh penghargaan. Yakni sebagai bentuk intervensi terhadap permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat.
"Program ini menyasar empat kelompok prioritas, yakni orang dengan gangguan jiwa (terutama yang dipasung dan dikurung), kaum miskin penderita sakit kronis, penyandang disabilitas, dan korban kekerasan seksual. Sepanjang pelaksanaannya, beberapa kali program Kebaikan Bergulir ini menyasar anak penderita sakit kronis dan penyandang disabilitas, ' ungkap Boy (**)